PURA DESA & PURA PUSEH

Berumur Seribu Tahun

Pura Desa dan Pura Puseh di desa adat Batuan adalah tempat suci yang dimiliki oleh Warga Desa Adat Batuan, Sukawati – Gianyar, Bali. Kedua Pura ini adalah bagian dari konsep “Kahyangan Tiga” yang diajarkan oleh Mpu Kuturan sekitar abad ke-10 kepada masyarakat Hindu Bali kala itu. Pura yang termasuk Kahyangan Tiga adalah Pura Desa sebagai tempat pemujaan Dewa Brahma, Pura Puseh untuk pemujaan Dewa Wisnu, dan Pura Dalem untuk pemujaan Dewa Siwa.

Pura Desa dan Pura Puseh Batuan ini didirikan pada tahun Isaka 944 (1020 Masehi). Hampir mencapai 1000 tahun umurnya. Tidak semua bangunan yang ada di sini termasuk bangunan lama, ada beberapa yang telah mengalami renovasi. Bangunan meru, bale-bale, kori agung dan patung-patung yang ada menunjukan betapa kentalnya ornamen Bali di pura ini.

Di areal parkir pura, kita bisa melihat sebuah stage yang merupakan tempat dilakukannya pertunjukan tarian berupa Tari Gambuh. Kemudian di halaman tengah pura terdapat satu bale panjang yang disebut dengan Bale Agung dan Bale Kulkul (kentongan). Di halaman ini juga terdapat sebuah pintu masuk tinggi khas Bali yang disebut Kori Agung, yang diapit oleh banyak patung penjaga berbentuk patung raksasa. Fungsi Kori Agung adalah pintu tempat keluar masuknya para dewa yang disimbolkan dengan arca berupa pratima (patung kecil). Di sebelah Kori Agung terdapat 2 pintu kecil sebagai tempat keluar masuknya umat ke dalam halaman utama pura. Di halaman utama pura terdapat beberapa bale pengiyasan dan meru tumpang tiga sebagai simbol dari pura Besakih. Terdapat juga bangunan Padmasana sebagai tempat pemujaan kepada Sang Hyang Widhi.

Jika kita pengen tahu patung-patung kuno yang ada di pura ini, silahkan melihat di halaman belakang yang berupa Wantilan Purbakala. Di sinilah patung-patung tersebut disimpan. Sentuh saja patungnya, pasti akan terasa beda jenis batu yang digunakan dengan batu yang ada jaman sekarang, batunya lebih keras.

Lokasi pura ini terletak di daerah setelah Pasar Seni Sukawati, Gianyar. Bisa juga Anda ke sana melalui desa Celuk. Sebagai bentuk rasa hormat terhadap adat saat kita memasuki sebuah kawasan suci, pengunjung diwajibkan memakai kain yang telah disediakan oleh para pecalang desa. Di sini tidak ada tiket masuk, tapi berupa donasi/sumbangan. Jadi jangan lupa untuk memasukan donasi (Rp.10.000.- biasanya) ke dalam kotak donasi yang telah disediakan. Dana ini akan sangat membantu untuk menjaga kelestarian kawasan suci ini. (teks: www.baliguide.biz & foto : Yosef Ferdyana)


Untuk selengkapnya Info wisata silahkan Hububgi ke :






PT. Indonesia Paradise Tours
Ruko Grand Bintaro Blok A-7
Jl. Bintaro Permai Raya, Bintaro
Pesanggrahan – Jakarta 12320
Hp. 08999282705 .
Tel.  +62 21 73885036, 7340682
Fax. +62 21 7341494
           - faris@indietours.co.id

 

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar