SUA BALI

Mengenal Sambil Merasakan Pesona Bali



Bali adalah sebuah fenomena. Pulau kecil di wilayah tengah-selatan Indonesia itu bahkan telah menjadi legenda di setiap pelosok dunia. Namanya harum menyebar di seantore bumi, hingga setiap orang memimpikan berada di Bali suatu saat nanti. Jadilah Bali yang oleh umum dijuluki Pulau Dewata itu menjadi tujuan wisata utama di nusantara oleh para pelancong, terutama bari wisatawan manca negara. Ketenaran Bali bahkan jauh melampaui kepopuleran negara bernama Indonesia.
Namun, ketika mimpi menjadi nyata, ketika kita benar-benar menginjakan kaki di Bali, haruskah para pelancong itu pulang tanpa kesan apapun tentang negeri para dewa sepulang dari sana? Apakah para turis cukup menikmati saja Bali dari kejauhan di hotel-hotel, dari bus-bus wisata, atau sekedar tiduran di pasir pantainya? Tiadakah sesuatu “nilai hidup” dari Bali yang bisa dibawa pulang kecuali berbagai souvenir dan cendramata buatan anak pulau itu? Hal inilah yang menjadi salah satu kegusaran dari Ibu Ida Ayu Agung Mas, seorang pemerhati dan praktisi budaya Bali, yang sehari-harinya bekerja sebagai dosen di Universitas Udayana, Denpasar, Bali. Ia kemudian membangun sebuah gagasan besar: hendaknya setiap wisatawan yang berkunjung ke Bali dapat merasakan nuansa budaya dan kehidupan nyata orang Bali. Untuk mewujudkan ide tersebut, Ibu Mas (panggilan akrabnya) meluncurkan sebuah program kepariwisataan yang disebut PIR.
PIR adalah singkatan dari Pariwisata Inti Rakyat, merupakan sebuah konsep pariwisata yang dijadikan program utama oleh Ibu Mas, yang saat ini juga menjabat sebagai Anggota DPD-RI mewakili Provinsi Bali, dalam mengembangkan usaha kepariwisataan di Bali. PIR menyajikan nuansa obyek pariwisata yang amat berbeda dibandingkan dengan obyek pariwisata pada umumnya, baik di Bali maupun di luar Bali. Tempat wisata yang menerapkan konsep PIR memberikan layanan wisata sambil mengenal, merasakan dan bahkan melakoni apa Bali itu sesungguhnya.
Sua Bali, itulah nama salah satu tempat yang dikelola oleh Ibu Mas dengan menerapkan konsep kepariwisataan pola PIR. Di Sua Bali, setiap pengunjung dikenalkan dengan budaya dan adat istiadat Bali, merasakannya, menikmatinya. Sua Bali berlokasi di Banjar Medahan, Desa Kemenuh, Kab. Sukawati, Gianyar – Bali. Lokasi ini dapat dijangkau dengan berkendaraan sejauh 36 kilometer dari Ngurah Rai Airport, atau 21 km dari Denpasar, atau hanya 7 km dari Ubud. Kompleks wisata Sua Bali mulai dibangun pada tahun 1986.
Sua Bali merupakan objek wisata yang pantas diacungi jempol, dan patut menjadi contoh pengembangan kepariwisataan di tanah air. Program-program wisata yang disuguhkan di tempat ini bersifat simpatik, mendidik, dan amat berguna bagi para pengunjungnya, terutama para wisatawan asing. Kehangatan dan keakraban amat terasa selama kami (kru E-I) berada di sana. Dari banyak objek wisata yang tersebar di Bali, di Sua Bali kita akan mendapat kesan dan pengalaman unik yang benar-benar berbeda.
Pariwisata Inti Rakyat
Hakekatnya, Pariwisata Inti Rakyat (PIR) adalah sebuah program wisata berbasis masyarakat (rakyat) setempat. Inti pemikiran yang dikembangkan melalui pola PIR tersebut adalah melibatkan secara aktif masyarakat lokal di tempat wisata dengan segala potensi kebudayaan termasuk adat-istiadat dan pola kehidupan kemasyarakatannya, serta memberikan kesempatan kepada wisatawan untuk mengenal, memahami, merasakan, bahkan mengalami suasana hidup masyarakat lokal secara alamiah. Dengan pola PIR, masyarakat diberdayakan dan menjadi subyek utama pariwisata, dan wisatawan dapat memperoleh manfaat yang bersifat kebudayaan dari masyarakat di lokasi wisata yang dikunjunginya.
Sebagai implementasi dari program PIR tersebut, Ibu Ida Ayu Agung Mas telah menyiapkan beberapa program utama di Sua Bali yang diberikan kepada setiap wisatawan, baik lokal maupun manca negara. Secara garis besar, program yang sudah dijalankan selama lebih dari duapuluh tahun itu adalah seperti diuraikan berikut ini.
Belajar Bahasa
Khususnya bagi para wisatawan asing yang berkunjung ke Sua Bali, mereka mendapatkan pendidikan untuk belajar bahasa Indonesia dan juga bahasa lokal (Bahasa Bali). Seperti pola pengajaran bahasa bagi para pemula, program belajar bahasa di Sua Bali dilakukan senyaman mungkin, tanpa kesan guru-menggurui. Kegiatan belajar bahasa diupayakan berjalan alami, selayaknya anak kecil yang sedang belajar bicara bahasa ibunya. Namun, kegiatan belajar dibuat seprofesional mungkin agar tetap terarah dan mencapai sasaran yang diharapkan dari program tersebut. Untuk itu, para pengajarnya berupaya mengajar dan melatih dengan penuh keakraban dan kesabaran. Tanya-jawab menjadi menu percakapan utama di setiap pertemuan dan kegiatan belajar bahasa. Bagi wisatawan nusantara yang ingin berwisata sambil belajar Bahasa Bali, Sua Bali dapat menjadi pilihan.
Memasak
Awal matahari terbit disambut dengan udara pagi yang sejuk, para pengunjung sudah bersiap-siap untuk pergi kepasar berbelanja sayur-mayur. Ini merupakan program pendidikan untuk belajar memasak makanan khas Bali. Di program yang satu ini para wisatwan memulai dengan memilih sayuran sampai tawar-menawar harga sayur-mayurnya. Setelah bahan-bahan untuk menu yang akan dibuat nantinya sudah terlengkapi. Para pengunjung pulang kembali ke Sua Bali untuk seterusnya diolah menjadi santapan yang sangat lezat utnuk dinikmati bersama.  
Kerajinan Tangan dan Kebudayaan Bali
Program yang satu ini memang agak sedikit sulit dari program-program yang ada yaitu mencoba untuk memahami dan membuat sebuah kerajinan tangan yang unik. Berawal dengan membuat sketsa untuk patung yang akan dibuat dan mulai memahat secara perlahan. ”Ternyata tidak mudah untuk membuat sebuah patung,” guman hati ini. Wajarlah jika harga suatu kerajinan tangan khas Bali (dan di manapun) tidak murah. Akan tetapi, walau hasilnya tidak seperti yang diinginkan, mereka (wisatawan) terlihat begitu antusias dan senang dalam mengikuti program ini.
Selain itu, serangkaian dengan program ini para wisatawan diajak untuk mengenal lebih dekat lagi kebudayaan masyarakat Bali yang ada di sana, termasuk yang berkaitan dengan kegiatan keagamaan. Seperti bagaimana cara penduduk Bali melakukan Ibadah di Pura. Suatu upacara keagamaan yang sangat mempesona, jika kita melihat para penduduknya yang datang beramai-ramai. Seni Tari Bali pun juga bisa kita pelajari disini. Sampai-sampai di Sua Bali ada pasangan yang sedang merayakan ulang tahun pernikahannya dengan menggunakan pakaian pengantin ala Bali loh.....!!! Dimana halnya seperti perayaan pernikahan pada umumnya, kedua pasangan ini duduk bersanding di temani oleh dayang-dayang kecil. Ucapan selamat serta tawa riang begitu tampak jelas terasa.
Keliling Pulau Bali
Dengan di pandu oleh pemandu (guide) profesional, para pengunjung Sua Bali diajak berkeliling. Mulai dari melihat keindahan serta keramaian pantai, berwisata rohani ke Pura hingga berbelanja buah tangan di pasar-pasar seni/tradisional. Pada beberapa kesempatan, Sua Bali juga menawarkan program jalan-jalan keliling Pulau Bali.
Penginapan yang Unik
Di Sua Bali, wisatawan disuguhi suasana rumah orang Bali. Para pengunjung merasakan dan mengalami hidup selayaknya masyarakat Bali. Menginap di sini tidak seperti menginap di hotel-hotel yang ada di Pulau Bali. Bentuk penginapan yang unik dipadu dengan desain interior khas Bali. Tempat tidur yang terbuat dari bambu lengkap dengan kelambu, sebuah konsep pedesaan yang begitu kental. Dikelilingi hijaunya pepohonan serta warna-warni bunga yang tumbuh begitu menyejukkan hati. Suasana malam dengan nyanyian binatang malam, menandakan sebuah kecerian alam yang tak pernah henti.
Terdapat aula pertemuan yang berada paling tinggi dari antara ruang-ruang penginapan; sebuah tempat untuk kita santai sambil bercuap-cuap kata satu dengan yang lain. Adapun tempat yang paling sering digunakan untuk santai adalah bangunan berwarna merah. Tempat ini, selain sebagai tempat untuk belajar memasak atau dapur, terdapat sebuah meja bundar dengan beberapa bangku. Tempat inilah yang menjadi favorite para wisatawan yang berkunjung. Karena tempat ini mempunyai suasana yang sangat berbeda, kita bisa bersua sambil ditemani kue-kue kecil dan secangkir teh atau kopi hangat. Kehangatan keluarga yang begitu terasa jika kita berada tempat ini. Di bagian luar terdapat sebuah bale-bale yang juga sering digunakan untuk ngobrol sambil bermain gitar dan bernyanyi.
Yang membuat kita semakin merasa nyaman, dihargai, dan dihormati di Sua Bali adalah dimana pemilik dari tempat ini selalu menemani kita selama kita berkunjung di sana. Sangat jarang atau mungkin tidak ada tempat wisata lainnya yang jika kita berwisata atau menginap hampir seharian penuh kita ditemani oleh sang pemilik atau yang ditugaskan. ”Bila saya sedang di sini, saya selalu menyempatkan menemani para pengunjung, mulai dari mengajarkan mereka bahasa, cara memasak hingga bersenda-gurau,” ujar Ibu Mas (penggagas sekaligus pemilik Sua Bali). Terkadang, menurutnya, jika kita sudah keasyikan ngobrol, sampai-sampai tidak ingat waktu. “Walau mata ini sudah ngantuk, tapi kalau para pengunjung masih ingin berbagi cerita masa’ harus ditinggalkan..? Saya memang menerapkan konsep seperti ini. Seperti keluarga besar yang sedang kumpul bareng.” tambahnya dengan senyum.
Pengabdian bagi Masyarakat Lokal
Jika malam hari tiba, di halaman Sua Bali terdapat pasar rakyat sederhana. Para pedagang di pasar tersebut adalah masyarakat sekitar. Mereka menjual berbagai macam kue-kue khas bali dan juga souvenir hasil buatannya. Ini adalah salah satu bagian dari program pemberdayaan masyarakat lokal, yang merupakan implementasi PIR.
Karyawan di Sua Bali juga merupakan penduduk sekitar. Di sini para penduduk diajarkan bahasa Inggris. Hal ini dilakukan agar penduduk setempat bisa saling berkomunikasi dengan para wisatawan asing. Selain mendapatkan penghasilan mereka juga mendapatkan sebuah piagam penghargaan. ”Saya sangat bangga bisa membantu mereka. Pada saat Sua Bali ini dibangun, penduduk sekitarlah yang saya ambil. Sampai bahan-bahan yang dipakai untuk pembangunannya, semua kita beli dari penduduk sekitar,” imbuh Ibu Mas, yang memang terkenal memiliki jiwa sosial yang tinggi dan selalu ingin membantu meningkatkan ekonomi masyarakatnya.
Salah satu hal positif yang dikembangkan di Sua Bali yakni adanya program donasi setiap pengunjung yang diperuntukan bagi desa. Setiap turis asing ditarik sumbangan sebesar USD 1 per malam. Sumbangan tersebut kemudian diserahkan ke pengurus desa untuk digunakan bagi keperluan pembangunan desa, termasuk pemeliharaan tempat-tempat ibadah dan membiayai kegiatan festival keagamaan di wilayah tersebut.
Berdasarkan program “wisata alternative” yang diterapkan di sana, tidak heran jika Sua Bali meraih penghargaan dari Lingkar Studi Pariwisata dan Pembangunan yang berbasis di Jerman. Penghargaan itu adalah “First International Award for Socially Responsible Tourism” yang diterima Ibu Ida Ayu Agung Mas pada Maret 1996, dua belas tahun lalu.
Tidak berlebihan kiranya jika kita berharap kepada para pengambil kebijakan kepariwisataan di tanah air untuk belajar dari konsep brilliant Sua Bali, hasil kreativitas anak negeri yang selama ini luput dari perhatian pemerintah. Hal tersebut amat penting agar dunia pariwisata Indonesia kembali ke jati dirinya, memelihara dan melestarikan keaslian dan keluhuran budaya bangsanya, tidak tercerabut oleh derasnya pengaruh sistim kepariwisataan global yang mengutamakan kapital yang menafikan potensi masyarakat lokal.
Sua Bali, secara personal engkau telah menyajikan sesuatu yang amat bermakna di hati kami (kru E-I) walau hanya beberapa hari saja di tempatmu. Sua Bali telah mengajarkan banyak hal tentang hidup dan kehidupan masyarakat Bali, termasuk religiusitas yang amat kental terasa selama bersamamu. Lingkungan sosial masyarakat yang tetap alami walau setiap hari bersentuhan dengan pola pikir dan budaya orang asing yang mengunjungi lokasi wisata ini. Sua Bali, bersama konsep Pariwisata Inti Rakyatnya, sebuah inspirasi yang seharusnya jadi roh bagi pengembangan setiap lokasi wisata di tanah air, bahkan di manapun juga. Sua Bali, khan kami kenang dikau hingga jauh ke seberang lautan, bahkan ke kedalaman mimpi-mimpi. (Wilson Lalengke & Yosef Fedyana)


Untuk selengkapnya Info wisata silahkan Hububgi ke :






PT. Indonesia Paradise Tours
Ruko Grand Bintaro Blok A-7
Jl. Bintaro Permai Raya, Bintaro
Pesanggrahan – Jakarta 12320
Hp. 08999282705 .
Tel.  +62 21 73885036, 7340682
Fax. +62 21 7341494
           - faris@indietours.co.id


  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar